Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

Jus Pinang Segar

Minggu, 05 Juli 2015 | 0 komentar



JUS PINANG SEGAR

Bahan :
  • 2 buah pinang muda
  • 2 butir telor, ambil kuningnya
  • Madu 1 sendok makan
  • Susu 1/4 gelas kecil
  • Buah melon atau sirup
  • Air secukupnya
Cara membuat :
  1. Siapkan buah pinang muda, belah jadi 2 bagian lalu ambil isinya
  2. Masukkan buah pinang tadi kedalam blender bersama kuning telor,madu, dan buah
  3. Blender sampai halus
  4. Tuangkan kedalam gelas
  5. Campurkan susu dan air panas secukupnya
  6. Aduk-aduk
  7. Jus Buah pinang siap dinikmati.

Manfaat Dan Khasiat Buah Pinang Untuk Kesehatan


Manfaat Dan Khasiat Buah Pinang Untuk Kesehatan antara lain :

Keluar Darah Berlebihan
Air rebusan biji pinang juga digunakan untuk mengatasi penyakit seperti haid dengan darah berlebihan, hidung berdarah (mimisan), koreng, bisul, kudis dan mencret.

Sakit pinggang
Ambil beberapa lembar daun pinang. Tumbuk daun tersebut dan hangatkan. Daun pinang yang tenah ditumbuk dikompreskan di tempat yang sakit.

Kudis
Parut satu biji buah pinang. Campur dengan seperempat sendok teh kapur sirih dan air secukupnya. Oleskan di bagian yang sakit.

Difteri

Siapkan dua biji buah pinang kemudian rebus dalam dua gelas air. Tunggu sampai tersisa menjadi 1 1/2 gelas. Tambahkan satu sendok makan madu dan aduk rata. Minum perlahan-lahan untuk menyembuhkan difteri.

Mengecilkan Rahim
Biji pinang muda digunakan kaum wanita untuk mengecilkan rahim setelah melahirkan. Caranya masak buah pinang muda lalu airnya diminum hingga rahim kembali ke bentuk normal.

Rabun Mata
Untuk mengobati rabun mata. Cukup dengan langsung dikunyah dan airnya ditelan.

Meningkatkan gairah
Meningkatkan gairah seks kaum pria. Khasiat ini di ketahui karena di dalam pinang terkandung arekolin. Ambil satu biji buah pinang yang belum mengeras. Potong kecil-kecil kemudian kunyah dan makan. Cara lain, ambil satu biji buah pinang kemudian hancurkan dan rebus dalam dua gelas air. Tunggu sampai menjadi satu gelas. Keduanya memiliki khasiat yang sama.

Mengobati luka kulit. 
Caranya, daging buah pinang yang masih muda ditumbuk hingga halus, lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang terluka.

Obat cacingan
Siapkan seperempat potong buah pinang, setengah jari rimpang temulawak, dan setengah jari rimpang kunyit. Semua bahan tersebut direbus kemudian disaring. Minum air hasil saringan tersebut untuk mengatasi cacingan.

Menguatkan gigi dan gusi
Ambil beberapa biji buah pinang. Iris menjadi beberapa bagian, kemudian kunyah irisan tersebut.

Mengobati telinga bernanah. 
Caranya, ambil akar buah pinang muda secukupnya, tumbuk halus, peras airnya. Bersihkan terlebih dahulu telinga anak yang sakit dengan kapas, setelah itu tetesi dengan air perasan pinang di bagian telinga yang sakit sebanyak 3 tetes. Sumbat telinga dengan kapas agar air tetesan tidak mengalir keluar. Lakukan setiap hari secara rutin hingga sembuh.

Begitu banyak bukan manfaat dari buah pinang ini, maka dari itu jangan ragu lagi untuk mengkomsumsi atau menjadikan Buah Pinang sebagai tumbuhan Obat yang ada di sekitar kita

Pinang-Sirih-Kapur digemari Masyarakat Papua


Bagi Masyarakat Papua, khususnya masyarakat di wilayah pesisir pantai. Memakan serangkayan Buah Pinang, sirih dan kapur adalah salah satu hal yang paling digemari masyarakat papua dari yang kecil hingga yang lansia. Kegemaran Memakan serangkayan Pinang-sirih dan kapur adalah sebuah budaya turun temurun, bagi beberapa masyarakat Papua. Pinang juga dianggap sebagai penyambung silahturahmi. 

1. Pinang 
Pinang (Areca catechu L) konon berasal dari tanah Malaya (Malaysia), bagi orang Papua bisa diibaratkan seperti kudapan sehari-hari. 

2. Kapur 
Kapur diperoleh dari hasil pemrosesan cangkang kerang atau pembakaran batu kapur. Secara fisik, warnanya putih bersih, tetapi reaksi kimianya bisa menghancurkan. 

3. Sirih 
Sirih adalah tanaman tropis, tumbuh di Madagaskar, Timur Afrika, dan Hindia Barat. Sirih yang terdapat di Semenanjung Malaysia ada empat jenis, yaitu sirih Melayu, sirih Cina, sirih Keling, dan sirih Udang. 

Selain itu, Budaya saling memberi pinang juga bisa menjadi cara berkenalan antar orang papua selain memberi rokok. Pinang-kapur-sirih konon menurut leluhur orang Papua, dapat menguatkan Gusi dan Gigi.


Cara menikmati buah yang pohonnya mirip kelapa ini cukup sederhana. Tinggal dikunyah, bahkan bisa langsung dikonsumsi berbarengan dengan kapur sirih. Efek lain yaitu lidah, gigi sampai air liur akan berwarna merah setelah mengunyah buah ini. 

Buah Matoa Khas Papua


Matoa yang memiliki nama ilmiah Pometia pinnata ialah sejenis tanaman yang khas dari wilayah ujung timur Indonesia, tepatnya Papua. Pohonnya termasuk pohon yang besar karena mempunyai tinggi rata-rata mencapai 18 meter dan diameter batangnya sekitar 100 cm. Biasanya tanaman ini berbuah sekali dalam setiap tahunnya. Umumnya akan berbunga saat menginjak bulan Juli – Oktober, serta berbuah dalam waktu 4 bulan setelahnya.

Tanaman berbuah matoa telah menyebar di Papua di hampir setiap dataran rendah sampai pada ketinggian sekitar 1200 meter diatas permukaan laut. Tumbuhan ini akan tumbuh baik apabila tumbuh pada tanah yang kering atau tidak tergenang air dan lapisan tanahnya tebal. Iklim yang diperlukan untuk hidup tanaman ini adalah iklim yang bercurah hujan tinggi dan lebih dari 1200 mm per tahun.


Pada kawasan Papua, disana dikenal ada dua jenis matoa. Kedua jenis itu adalah Matoa Papeda dan Matoa Kelapa. Perbedaan keduanya terletak pada tekstur buahnya. Untuk Matoa Papeda mempunyai ciri-ciri daging buah yang agak lembek dan lengket dan diameter buahnya 1,4 cm sampai 2 cm. Sedangkan Matoa Kelapa, memiliki ciri-ciri daging buahnya yang kenyal dan nglotok menyerupai rambutan Aceh, diameter buahnya berukuran 2,2 cm sampai 2,9 cm serta diameter biji 1,25 cm sampai 1,40 cm. Warna buah matoa kelapa dan papeda memiliki 3 jenis, yaitu warna hijau, kuning dan merah.

Buah matoa ini memiliki rasa seperti campuran antara kelengkeng dan rambutan yang tentu saja membuat buah ini sangat lezat dan segar. Buah ini juga memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Buah matao ini kaya akan vitamin C dan vitamin E, tetapi buah ini banyak sekali mengandung glukosa jenuh, jadi jika terlalu banyak di konsumsi bisa menyebabkan “mabuk”. nah untuk mengetahui manfaat dari buah ini, silahkan simak di bawah ini.

Karena rasanya yang enak, buah ini memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Buah matoa kaya akan vitamin C dan vitamin E, tetapi buah ini kaya akan kandungan glukosa jenuh sehingga jika terlalu banyak mengkonsumsinya akan menyebabkan “teler”.

Kandungan vitamin C dalam buah matoa bermanfaat sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas yang menyerang system kekebalan tubuh. Vitamin C juga bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan berbagai macam penyakit.

Kandungan vitamin E pada buah matoa juga dapat membantu meringankan stress, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kesuburan serta meminimalkan resiko terserang penyakit kanker serta penyakit jantung koroner.

Vitamin E dalam buah matoa juga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan kulit dengan cara menjaga serta meningkatkan kelembapan serta elastisitas kulit. Vitamin E juga beranfaat sebagai antioksidan yang bertugas menjaga tubuh dari serangan radikal bebas yang bisa merusak serta menggerogoti sel-sel tubuh.


Pohon Sagu


Pohon Sagu juga disebut Rumbia adalah nama sejenis Palma penghasil Tepung SaguPohon palma yang merumpun, dengan akar rimpang yang panjang dan bercabang-cabang; tinggi tajuk 10m atau lebih dan diameter batang mencapai 60cmPohon Sagu menyukai tumbuh di rawa-rawa, di air tawar, aliran sungai dan tanah bencah lainnya, di lingkungan hutan-hutan dataran rendah sampai pada ketinggian sekitar 700 m dari permukaan laut.

Dari empulur batangnya dihasilkan tepung sagu, yang merupakan sumber karbohidrat penting bagi warga kepulauan di bagian timur Nusantara. Sagu adalah tepung atau olahannya yang diperoleh dari pemrosesan teras batang rumbia atau "pohon sagu" (Metroxylon sagu Rottb.). Tepung sagu memiliki karakteristik fisik yang mirip dengan tepung tapioka. Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan tepung tapioka sehingga namanya sering kali dipertukarkan, meskipun kedua tepung ini berbeda. Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di maluku dan Papua yang tinggal di pesisir. Sagu dimakan dalam bentuk Papeda, semacam bubur, atau dalam bentuk-bentuk yang lain. Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi mie dan mutiara.

Ada 2(dua) point penting dari kelebihan dan keuntungan menanam dan melestarikan sagu/pohon sagu yaitu antara lain :
1. Pohon sagu (daun) sebagai penghasil oksigen terbesar dibandingkan dengan tumbuhan lainnya.    Hal ini menjadi poin utama karena begitu banyaknya gas karbondioksida sehingga menyebabkan lapisan ozon yang semakin menipis dan suhu di bumi semakin memanas, seakan manusia hidup dirumah kaca.
2. Memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan bernilai ekonomis, karena sagu bisa menyumbang sangat banyak dalam mengatasi krisis pangan dan membantu mengatasi global warning.

Ulat Sagu
di dalam Pohon sagu terdapat habitat ulat sagu, sisa pucuk batang sagu yang tidak dimanfaatkan dan dibiarkan begitu saja menjadi tempat berkembang biak Ulat Sagu. Ulat Sagu digunakan sebagai bahan makanan (lauk) alternatif berprotein tinggi, Ulat Sagu ini dapat dimakan mentah dan bisa juga di masak.




Burung Cendrawasih


Burung-burung Cenderawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes. Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur. Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran burung Cenderawasih mulai dari Cenderawasih raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cenderawasih paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cenderawasih manukod jambul-bergulung pada 430 gram.


Cendrawasih memiliki ciri khas bulunya yang indah yang dimiliki oleh burung jantannya. Biasanya bulunya berwarna cerah dengan gabungan sebagian warna layaknya warna hitam, cokelat, kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, dan hijau serta ungu. Keindahan bulu Cendrawasih jantan dipakai untuk menarik perhatian lawan type. Untuk merayu sang betina supaya bersedia diajak kawin, burung jantan dapat memamerkan bulunya dengan lakukan tarian-tarian indah. Sembari bernyanyi diatas dahan, pejantan bergoyang dengan beragam gerakan ke beragam arah. Apalagi kadang-kadang sampai bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Tetapi, setiap spesies Cendrawasih pastinya mempunyai jenis tarian tersendiri.

Ukiran Kayu Tradisional Khas Papua


Ukiran Kayu Tradisional Khas Papua, yang paling terkenal adalah karya ukir dari suku Asmat. Bagi suku Asmat, seni ukir kayu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang telah dilakukan secara turun temurun dan menjadi suatu kebudayaan. Kebuadayaan itu bukan saja dikenal di Papua dan Indonesia, melainkan juga terkenal ke seluruh dunia. Setiap turis asing yang berkunjung ke Papua, rasanya tidak lengkap apabila tidak mengenal karya ukir suku asmat. Hal itu mereka lakukan dengan cara membeli cenderamata karya ukir suku Asmat dalam berbagai ukuran.


Ciri khas dari ukiran suku asmat yang paling menonjol adalah polanya yang unik dan bersifat naturalis, dimana dari pola-pola tersebut akan terlihat kerumitan cara membuatnya sehingga membuat karya ukir suku Asmat bernilai tinggi dan sangat banyak diminati para turis asing yang menggemari karya seni.



Mengukir adalah sebuah tradisi kehidupan dan ritual yang terkait erat dengan spiritualitas hidup dan penghormatan terhadap nenek moyang. ketika Suku Asmat mengukir, mereka tidak sekedar membuat pola dalam kayu tetapi mengalirkan sebuah spiritualitas hidup.




 
Copyright © -2012 Media Papua Barat All Rights Reserved | Template Design by Favorite Blogger Templates | Blogger Tips and Tricks